Di Era Transisi Peradaban Manusia Berikutnya: Dimana Kita Bisa Berkontribusi?
Sekarang sudah 2025. Lima tahun tahun lalu Pandemi, dan hari ini rasanya perubahan yang terjadi dalam hidup kita cepat sekali. Yang terjadi bukan lagi sebuah evolusi, tapi sebuah revolusi peradaban yang didorong oleh teknologi yang berkembang pesat hari ini, di penghujung era informasi.
Mengacu pada data yang ada pada tabel "The Major Eras of Human Civilization", era informasi dimulai kira-kira pada tahun 1945, yang mana hingga hari ini telah berlangsung 80 tahun. Mulai dari booming-nya internet, ramainya Media Sosial di 2004, mulai kerennya trend startup digital di Indonesia pada 2010-2015, dan akhirnya terbukanya akses masyarakat ke Gen-AI di 2022 dimulai dari ChatGPT.
Mengacu pada timeframe di paragraf sebelumnya, revolusi yang terjadi di dalam satu era informasi saja terlihat sekali percepatannya yang sangat signifikan. Dari munculnya internet di tahun 1960 (Arpanet) ke Media Sosial membutuhkan setidaknya 44 tahun. Dari Media Sosial ke periode munculnya startup besar di Indonesia hanya membutuhkan 6 - 9 tahun. Kemudian dari era digitalisasi di Indonesia (yang dipercepat oleh pandemi Covid-19) pada 2020 sampai kemunculan Gen-AI yang bisa diakses konsumen secara umum, tidak sampai 5 tahun masyarakat sudah mengalami perubahan fundamental dalam kehidupan sehari-harinya.
Sejak hadirnya ChatGPT saja, sudah begitu banyak wacana yang melintas di linimasa setiap orang: Future Jobs dan pekerjaan apa saja yang akan hilang, kesenjangan digital antar negara, transformasi industri, organisasi berbasis AI, perubahan struktur bisnis, isu eksistensial manusia, hubungan antar manusia, apakah AI bisa memiliki kesadaran layaknya manusia, regulasi global terkait AI, penggunaan teknologi AI dalam kegiatan militer dan pertahanan, Hak Cipta VS AI, dan seterusnya.
Mungkin memang benar adanya saat ini waktu terasa berlalu begitu cepat. So many things on everybody's plate to be processed within short period of time, and humanity adapt quickly (some of us did well, and some are struggling). Meskipun sehari-hari di jalani dengan sangat mudah dengan bantuan teknologi, tapi ada rasa lelah yang berbeda dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Saya pribadi berpendapat bahwa Demokratisasi Media Sosial dan Artifical Intelligence, dalam hal ini Generative-AI, menjadi penyempurna dan transformasi yang fundamental dari era informasi. Dua inovasi ini mungkin menjadi akhir dari era informasi yang kita kenal hari ini, dan menjadi awal dari transisi dari peradaban manusia yang berikutnya.
Don Tapscott, seorang pakar transformasi digital mengatakan bahwa Media Sosial dan AI telah menghadirkan ekosistem baru di berbagai sektor, antara lain sektor ekonomi, pendidikan, dan komunikasi. Media Sosial telah mengubah cara kita berbagai informasi dan berkomunikasi, serta mengubah arah informasi dan komunikasi. Sedangkan hadirnya AI telah mengubah cara manusia memproses, menyaring, dan mem-personalized informasi yang ada. Maka ini dari sinilah Transition Era itu dimulai.
Di periode transisi ini, beberapa orang menyebutnya Post-Information Age, Synthetic Era, atau bahkan Conciousness Era, inovasi terus berlanjut dengan memanfaatkan apa yang sudah ada di Era Informasi. Beberapa poin ini menjadi "Teaser" dari apa yang akan terjadi di masa depan.
- AI dan Synthectic Intelligence: Inovasi yang lebih dari sekedar otomatisasi (automation), melainkan ke kognisi, kreativitas, dan etik.
- Biotech dan Neurotech: Inovasi yang berfokus pada Human-Enchancement dan Brain-Computer Interfaces.
- Climate dan Consciousness: Inovasi terkait kesinambungan, planetary stewardship, dan kesadaran kolektif.
- Decentralization: Blockchain, Decentralized Autonomous Organization (DAOs), dan Post-Nation-State Governance Experiments.
- Narrative Power: Aktivitas mempengaruhi melalui cerita, identitas, dan keterkaitan emosional (Emotional Resonance).
Komentar
Posting Komentar