Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sosiokultural

Di Era Transisi Peradaban Manusia Berikutnya: Dimana Kita Bisa Berkontribusi?

Gambar
Sekarang sudah 2025. Lima tahun tahun lalu Pandemi, dan hari ini rasanya perubahan yang terjadi dalam hidup kita cepat sekali. Yang terjadi bukan lagi sebuah evolusi, tapi sebuah revolusi peradaban yang didorong oleh teknologi yang berkembang pesat hari ini, di penghujung era informasi.

Salah Satu Sumber Distraksi Hidup Anda itu Adalah Media Sosial

Gambar
Saya menulis ini setalah sehari sebelumnya presentasi ke klien mengenai evolusi gaya hidup Gen-Z yang sekarang ini "katanya" cenderung lebih 'mindful', lebih berorientasi pada kualitas daripada kuantitas, lebih peduli sama kesinambungan, lebih tidak impulsif dalam pengeluaran, dan seterusnya. Dari You Only Live Once (YOLO), berevolusi menjadi You Only Need One (YONO). Dari Fear of Missing Out (FOMO) berevolusi menjadi Joy of Missing Out (JOMO). Mungkin saja tren yang asalnya dari "luar" ini ada benarnya sudah menular ke Indonesia, dan menurut saya evolusi ini cukup baik untuk di adaptasi ke dalam gaya hidup konsumen negeri konoha yang katanya suka banget minum 'Coffee Latte' dan 'Americano' setiap hari. Meskipun informasi mengenai evolusi gaya hidup konsumen Gen-Z ini sudah beredar di dunia maya sejak tahun 2019, dan mulai merebak di tahun 2024, saya yakin informasi yang positif terkait gaya hidup yang "lebih baik" ini belum tentu s...

The Loneliness Epidemic: A Deep Dive into Modern Society's Isolation. Will It Hit Indonesia?

Gambar
In recent years, the term "loneliness epidemic" has permeated discussions across various platforms, highlighting a profound shift in how we connect in modern society. This phenomenon, recognized by health officials and social scientists alike, isn't just a fleeting trend but a significant public health concern. Here's an exploration into the factors driving this epidemic and a speculative glance at its potential impact on traditionally communal societies like Indonesia. These factors Fueling the Loneliness Epidemic.

Your Life Begins When God Says So

Gambar
I went to a recording studio yesterday to watch my friend's vocal recording session at 7 pm. It's been a decade since I've been involved in a music project. Personally, I felt the excitement and at the same time it made me realizes that in the future I might sleep late often like in the old days. Bacause so far I have always tried to have enough sleep everyday to keep myself healthy physically and mentally. Meanwhile, the music industry players in Indonesia that I know are used to staying up late. After the recording session, we chatted and planned how we would launch my friend's the third record album. It was a very interesting and enjoyable discussion, and I've always want to participate in this kind of discussion since I've never involved in a project like this one. One thing that cross my mind during the chat session, I also realized that I was just about to start a new journey, and even maybe a new career, in middle age. I'm stoked and anxious simultane...

The Crucial Dynamics of Client-Agency Relationships in Advertising

Gambar
In the bustling world of advertising, the relationship between a client and their agency is pivotal to the success of any marketing campaign. This partnership thrives on equal and open communication, fostering a creative environment where ideas can flourish. However, this dynamic can be disrupted by certain client perspectives that undermine the collaborative spirit necessary for effective marketing strategies.

Gen-Y to Gen-Z Di Era Ketidakpastian: Menunda Keputusan-Keputusan Besar

Gambar
Di awal tahun, seperti biasa saya harus menyusun proposal tahunan untuk klien. Salah satu bagian dari proposal tahunan adalah membahas target market atau khalayak sasaran. Apakah ada perubahan yang terjadi di antara mereka? Apakah ada sebuah situasi yang bisa menjadi insight untuk brand dalam berkomunikasi. Seperti yang kita tahu, saat ini Gen-Z (dan Gen-Y tentunya) menjadi sasaran utama dari setiap program pemasaran. Salah satu cara yang saya biasa lakukan adalah membaca White Papers dari berbagai lembaga riset yang biasanya didistribusikan secara bebas sebagai materi pemasaran perusahaan dan knowledge sharing. Ketika saya membaca semua report di awal tahun 2024, hampir semua laporan memberikan nuansa yang selaras. Bahwa semua orang di dunia, khususnya anak muda, akan merasa lelah dengan krisis yang bertubi-tubi (Crisis Fatigue) dan akhirnya menunda banyak keputusan-keputusan besar.

A Self-Reflection on Why Being Consistent is Important and How It Affects Our Life and Career

Gambar
Everyone has definitely gone through the ups and downs of life. I'm sure the 2019 pandemic has provided many lessons for all of us as humans. For me personally, the pandemic has really changed my life. Things I consistently do like taking care of myself by exercising and dedicating my energy and thoughts to many projects, which are not focused on most of the time and sometimes ignore my presence in the family, and (sadly think to) replace it with money as a tool to entertain the people closest to me, now has gone.  The pandemic hit hard on me and has forced me to survive every day and form a whole new consistency in everything I do. 

Biar Warga Jakarta Bisa Melesat, Kota Jakarta Masih Banyak PR-nya.

Gambar
Kota Jakarta (JKT) masih banyak PR-nya.  Kalimat di atas jangan dimaknai sebagai preferensi politik. Tidak semua pernyataan bermuatan politik. Saya mungkin salah satu warga JKT yang sudah mengaku KALAH dengan kemacetan. Salut buat teman2 yang bisa berlama-lamaan di dalam mobil mengantri di kemacetan JKT. Jam 10-11 masih stuck di jalanan dengan AC di dalam mobil. Meskipun kadang saya suka bertanya-tanya, kerja apa klean ni? jam udah siang begini belum sampai kantor.  👻😆

Ketika Saya Menggunakan Motor, Pak Ogah Mengabaikan Saya. Ada Yang Tahu Kenapa?

Gambar
Setiap pagi jam 06.30 WIB saya berangkat mengantar anak-anak ke sekolah menggunakan mobil. Kakaknya masuk sekolah jam 07.00 WIB, dan adiknya masuk jam 07.30 WIB. Alhamdulillah jarak ke sekolah yang sekarang ini bisa di tempuh dalam waktu 20 menit. Sebelumnya tempat si kakak bersekolah mengharusnya kami berangkat 45 menit - 1 jam sebelum jam masuk sekolah.

Perilaku Pemimpin dan Masyarakat Amerika Serikat Yang Merusak Reputasi 'The Brand USA'

Gambar
America. The American Dream. The Land of Opportunity. Setidaknya itu terasosiasikan dibenak saya ketika mendengar "Amerika" sebagai sebuah Nation Brand. Sampai hari ini, saya memiliki perasaan yang bercampur-aduk ketika berbicara mengenai Amerika Serikat (AS). Di satu sisi saya merasa kagum dengan inovasinya, egalitarian-nya, kebebasan berpendapatnya, dan juga pengaruhnya pada negara-negara lain. Bagaimana kekuatan medianya, kekuatan militer beserta kampanyenya, dan cengkeraman mata uangnya yang menggurita sehingga bisa membuat negara lain “patuh”. Masih ingat betul bagaimana saya mengikuti detik tiap detik pilpres AS ketika Barack Obama menorehkan sejarah sebagai presiden kulit hitam pertama AS. Saya sampai bersorak-sorai pada waktu itu saking merasa menjadi bagian dari demokrasi yang digelarnya. Sejak itu, hingga hari ini saya selalu menyempatkan diri untuk mengikuti serunya debat capres Republik VS Demokrat hingga hari perhitungan suaranya.   Pandangan saya terhadap 'P...

Pelangi sebagai Simbol dan Strategi Normalisasi Komunitas LGBTQ+ Yang Dimulai Sejak Usia Dini

Gambar
Saya yakin mayoritas kita semua, manusia di seluruh dunia, menaruh perhatian yang mendalam pada salah fenomena ini. Kali ini saya ingin bicara mengenai topik yang cukup kontroversial, yaitu penggunaan pelangi sebagai simbol dan strategi komunitas LGBTQ+. Sedikit saya akan mengulas Bagaimana sejarah dan arti pelangi bagi mereka? Bagaimana mereka menggunakan pelangi sebagai alat kampanye dan normalisasi? Dan mengapa gerakan ini menyasar kepada anak-anak sebagai target jangka panjang? LGBTQ+ adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer, dan lain-lain. Akronim ini menjadi istilah umum untuk menyebut orang-orang yang memiliki orientasi seksual atau identitas gender yang tidak terikat dengan realitas biologis dan norma-norma sosial yang berlaku di berbagai wilayah geografis di dunia. Diberbagai forum publik, orang-orang LGBTQ+ selalu mengekspresikan bahwa kelompoknya sering mengalami diskriminasi, stigma, kekerasan, atau penolakan dari masyarakat karena dianggap menyimpa...

Mengapa Media Sosial Bukanlah Sumber Informasi yang Tepat untuk Demokrasi?

Gambar
Menjelang Pemilu 2024, saya-dan tentu banyak orang lainnya-khawatir soal Netizen Indonesia yang mesra sekali dengan Media Sosial. Media sosial sudah pasti fenomena yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern dan kekinian. Dengan media sosial, kita bisa berkomunikasi, berinteraksi, dan berbagi informasi dengan orang-orang yang kita kenal maupun yang kita tidak kenal. Tidak hanya sesama masyarakat Indonesia, tapi juga sesama masyarakat dunia. "kebergantungan" masyarakat kepada Media Sosial seringkali membuat saya berpikir: 'apa iya' media sosial bisa dijadikan sebagai sumber informasi yang baik terutama dalam konteks demokrasi? Apa jadinya jika suatu negara yang menggadang-gadangkan demokrasi sebagai sistem pemerintahan dan nilai dalam bermasayarakat menggunakan informasi-informasi yang beredar di Media Sosial sebagai referensi mereka sehari-hari? Sebagai sebuah sistem pemerintahan, Demokrasi pada dasarnya adalah sebuah yang diciptakan manusia dalam upay...

Alamiahnya Politik Identitas di Indonesia dan Cara Menyikapinya Menjelang Pemilu 2024 (Published at Kumparan)

Gambar
Di Sebuah Negara Yang Majemuk, Politik Identitas Adalah Sesuatu Yang Alamiah. Begitu Juga di indonesia Sebagai Sebuah Negara Yang Sangat Majemuk, dan Mengadopsi Sistem Demokrasi.  Baca selengkapnya di: Demokrasi Indonesia dan Alamiahnya Politik Identitas Dalam Kemajemukan

Potensi, Ancaman, dan Sikap Terhadap AI bagi Pekerja Kreatif

Gambar
Mungkin saya rada terlambat membahas ini ketika banyak orang sudah mulai memanfaatkan AI dalam dunia kerja. Tapi yang jelas, topik ini benar-benar menarik perhatian saya belakangan ini, yaitu mengenai perkembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan dampaknya bagi pekerja kreatif. Apakah AI akan mengancam atau membantu pekerja kreatif dalam menciptakan karya-karya yang menarik dan bermakna? Kita kini setengah memahami AI adalah teknologi yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti mengenali wajah, menghasilkan teks, atau membuat musik. Bahkan belakangan kita mendengar AI membantu mahasiswa menyelesaikan tugas akhirnya di level universitas. Luar biasa! Pada dasarnya AI dapat belajar dari data yang ada dan mengembangkan kemampuan baru tanpa perlu diprogram secara eksplisit. Dari penjelasan tersebut, AI terdengar sangat canggih dan seru, tapi buat orang-orang yang berkecimpung di dunia teknologi, seperti Elon Musk, mengatakan ...

Bagaimana Jika Spiritualitas Anda Dinilai Berdasarkan Nominal Zakat dan Sedekah Anda?

Gambar
Kalau memikirkan judul di atas, saya jadi ingat quotes dari karater Seth di film Gods of Egypt yang diperankan oleh Gerard Butler. Kurang lebih seperti ini quotesnya:   Yang artinya, siapapun yang mau masuk surga, harus mempersembahkan kekayaannya kepada “tuhan”, yaitu Seth sebagai self-proclaiming giant god. Kalau kita kembali baca AlQuran, rasanya Allah tidak seperti itu. Apalagi Rasulullah pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian”. HR. Muslim. Jadi pemikiran Allah akan mengutamakan orang yang nominal rupiah zakatnya dan sedekahnya lebih besar itu jaminannya masuk surga, sepertinya kurang tepat. Apalagi kita tidak tahu apa isi hati orang tersebut, dan tidak tahu bagaimana cara orang yang berzakat dan bersedah itu memperoleh kekayaannya. Benarkah Spiritualitas Seseorang di nilai berdasarkan nominal zakat atau sedekahnya? Salah seorang terdekat berbicara pada istri saya, dan istri saya bercerita kepada saya. Or...

Kecintaan Pada Uang & Materi Yang Membuat Manusia Menempuh Segala Cara Meskipun Harus Merugikan Orang Lain.

Gambar
Setiap menjelang akhir tahun, sudah selayaknya kita merefleksikan waktu yang telah berlalu dan melakukan introspeksi diri. Mungkin juga bagi banyak orang, tahun 2022 juga punya “tema” yang sama dengan saya. Bagi saya, Tahun 2022 adalah tahun yang penuh dengan pencarian: Mencari kesempatan baru, mencari lingkungan baru, mencari “obat hati” untuk diri saya yang terluka akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi di tahun 2019, 2020, dan 2021. Seperti yang banyak teman-teman ketahui bahwa 5 bulan belakangan saya tinggal di Pekanbaru. Tapi yang tidak banyak diketahui (sekarang yang baca jadi tahu), kepindahan saya ke Pekanbaru didorong oleh keinginan saya untuk menyembuhkan “penyakit hati” yang melanda diri ini. Kalau saya ditanya sama mahasiswa/i, kenapa saya pindah ke Pekanbaru? Jawabannya adalah: “Saya mau healing”. Yang biasanya jawaban tersebut diiringi dengan gelak tawa, dan jawaban tersebut saya akhiri sampai disitu tanpa ada penjelasan lebih lanjut. Betul, saya memang butuh healing. Ta...

Kenapa Orang Mengatakan Dunia Ini ‘Overpopulated’, Sementara Saya Melihat Bumi Ini Begitu Luas?

Gambar
Sudah jalan setengah tahun saya tinggal di Pekanbaru. Sebuah kota yang yang katanya isinya orang-orang kaya. Kaya karena kandungan minyak di bumi Lancang Kuning tersebut, dan juga kaya karena hutan-hutan rimbanya dialih fungsikan menjadi lahan-lahan sawit. Selama periode tersebut, berkat teman Dosen bernama Al Sukri, “Pak Ale” saya memanggilnya, saya merasa sangat beruntung bisa mengunjungi daerah-daerah di Riau yang mungkin warga Pekanbaru, ataupun warga Riaupun belum pernah mengunjunginya. Selama Pekanbaru saya beruntung bisa mengunjungi Desa Nelayan Sinaboi dan ikut memancing di perbatasan selat Malaka, perbatasan perairan Indonesia dan Malaysia. Tinggal di rumah asli penduduk kepenghuluan Sekeladi, melihat warga setempat mandi dan buang air di sungai Rokan Hilir, Tidur di Balai Musyawarah Para Batin di tengah-tengah hutan tempat suku Sakai berada, sampai menyusuri hutan perawan yang masih asri dan kaya akan sumber-sumber penghidupan masyarakat Sakai yang tinggal disekitarnya. Singk...