Postingan

Beyond the Mirror: Apakah Iklan Harus Selalu Menampilkan "Wajah" Pembelinya?

Gambar
Dalam dunia kreatif, rasanya tidak ada yang benar-benar salah, dan tidak ada yang sepenuhnya benar. Bagi saya, dunia iklan adalah dunia persepsi, tempat di mana segala kemungkinan bisa dieksplorasi untuk menghasilkan karya yang berdampak. Namun, dari sekian banyak area abu-abu, ada beberapa hal yang seringkali menjadi "hitam dan putih" dalam pengalaman profesional saya. Salah satunya adalah adagium klasik: Klien itu selalu benar. Meskipun, jujur saja, kita sama-sama tahu bahwa klien pun bisa juga salah. Tapi dalam dinamika bisnis agency, seringkali perdebatan sengit terkait sebuah draft iklan berakhir pada keputusan subjektif seputar "like and dislike". Ada klien yang suka dengan gaya visual tertentu, atau tone pesan tertentu. Selama itu sesuai dengan selera mereka, maka itu dianggap "benar"—meskipun kadang saya merasa itu belum tentu sepenuhnya tepat secara strategis. Salah satu topik perdebatan yang paling sering saya temui di meja meeting adalah: Apakah...

The High Cost of Being "Baper": Kenapa Sensitivitas Berlebih di Sosmed Itu Bahaya

Gambar
Pernah nggak sih, baru baca judul berita atau satu tweet yang lewat di timeline, napas langsung pendek dan jempol gatel pengen ngetik pakai capslock? Atau mungkin seharian mood hancur cuma karena liat postingan tentang isu politik atau skandal selebriti yang sebenernya... has nothing to do with your real life?

Di Era Transisi Peradaban Manusia Berikutnya: Dimana Kita Bisa Berkontribusi?

Gambar
Sekarang sudah 2025. Lima tahun tahun lalu Pandemi, dan hari ini rasanya perubahan yang terjadi dalam hidup kita cepat sekali. Yang terjadi bukan lagi sebuah evolusi, tapi sebuah revolusi peradaban yang didorong oleh teknologi yang berkembang pesat hari ini, di penghujung era informasi.

Mengenal Karakteristik Rakyat Indonesia Dari Komunikasi Publik Pemerintah

Gambar
Perlu dikenali bersama-sama bahwa menjadi pejabat pemerintahan sebuah negara itu tidak mudah dan tanggungjawabnya luar biasa besar. Tugas jabatan menjadi lebih tidak mudah lagi ketika pejabat yang harusnya memikirkan kepentingan banyak orang sementara yang dibenaknya hanya kepentingan kelompoknya. Sehingga ketika berhadapan dengan publik, seringkali pejabat atau politisi harus menjadi "Penyair" yang bermain dengan kata-kata, bersilat lidah, poles sana-poles sini agar publik setidaknya dapat jawaban meskipun tidak benar-benar memuaskan dari yang menjabat. Meski gambar utamanya Barack Obama, artikel kali ini bukan membahas situasi politik Amerika, melainkan situasi politik di Indonesia. Seiring membaca artikel ini, anda akan memahami mengapa gambar Obama ada di artikel ini ( Hope So ). Dari beberapa kasus komunikasi politik yang terjadi di Indonesia, kita bisa sama-sama melihat bagaimana "canggihnya" pemerintah republik ini membingkai persepsi publik. Melalui bingkai-...

Melihat Apa Yang Terus Terjadi, Sepertinya Saya Terkena Crisis Fatigue

Gambar
5 tahun belakangan membuat saya capek. Capek dengan dunia yang terus dirundung masalah. Mulai dari pandemi, judi online, online scamming, perang, korupsi, dinasti politik, politik bansos, anak haram konstitusi, politisasi dan kriminalisasi oposisi, pajak semakin mencekik, wakil rakyat yang tidak mewakili rakyat, polisi yang tidak kasar, brimob melindas remaja dengan mobil rantis, dan masih banyak lagi. Apa ini yang dinamakan Crisis Fatigue?

Salah Satu Sumber Distraksi Hidup Anda itu Adalah Media Sosial

Gambar
Saya menulis ini setalah sehari sebelumnya presentasi ke klien mengenai evolusi gaya hidup Gen-Z yang sekarang ini "katanya" cenderung lebih 'mindful', lebih berorientasi pada kualitas daripada kuantitas, lebih peduli sama kesinambungan, lebih tidak impulsif dalam pengeluaran, dan seterusnya. Dari You Only Live Once (YOLO), berevolusi menjadi You Only Need One (YONO). Dari Fear of Missing Out (FOMO) berevolusi menjadi Joy of Missing Out (JOMO). Mungkin saja tren yang asalnya dari "luar" ini ada benarnya sudah menular ke Indonesia, dan menurut saya evolusi ini cukup baik untuk di adaptasi ke dalam gaya hidup konsumen negeri konoha yang katanya suka banget minum 'Coffee Latte' dan 'Americano' setiap hari. Meskipun informasi mengenai evolusi gaya hidup konsumen Gen-Z ini sudah beredar di dunia maya sejak tahun 2019, dan mulai merebak di tahun 2024, saya yakin informasi yang positif terkait gaya hidup yang "lebih baik" ini belum tentu s...

Before they burn the Quran, have they read it first?

Gambar
The action of burning Korans in Western countries has several times been used as a way to "express" disapproval, dislike, hatred, fear (or whatever) towards Islam. Several acts have occurred in Western countries like Denmark, Sweden and the Netherlands. These acts have made me ask: Did the Koran burners have time to read the contents of the Koran before they burned it? Because, it would be a shame if they haven't read it. Why would someone buy a copy of the Koran just to waste their time and burn it? Salwan Momika Protests Against the Treatment of Christian Minorities in Muslim Countries Sweden, June 2023, an immigrant from Iraq named Salwan Momika burned the Koran in front of the Swedish Parliament and in front of the Stockholm Grand Mosque. His action was carried out to voice his criticism of the treatment experienced by Christian minority groups in Muslim countries. Not only once, Momika burned the Korans three times in public. Recently, January 30 2025, Salwan Momika ...