Dualisme Pesan Pemerintah Soal Penyadapan Pimpinan Negara IndonesiaOleh Australia

Akhir-Akhir ini begitu ramai diberitakan oleh media massa di Indonesia mengenai penyadapan pimpinan negara Indonesia oleh Australia. Kehebohan ini terjadi akibat Edward Snowden, mantan karyawan NSA, yang membocorkan data intelijen Amerika Serikat yang mengatakan bahwa Amerika menyadap pimpinan negara Indonesia melalui Kedubes Australia. Mengetahui berita ini, Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Melalui Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Marty Natalegawa, Pemerintah menyampaikan rasa kecewa, keberatan, dan tidak terima atas sikap Pemerintah Australia terhadap pimpinan negara Indonesia.


Mengikuti berita-berita yang tersiar di berbagai media massa di Indonesia, terdapat perbedaan pesan yang disampaikan oleh pemerintah Indonesia kepada publik Indonesia dan kepada pemerintah Australia. Hal ini terlihat pada pernyataan Boediono dan Marty Natalegawa pada media massa.

Seperti yang dipublikasikan pada detik.com, Boediono, pada Konperensi Pers 15 November 2013, di Hotel Hyatt, Melbourne Australia, paska kunjungan kerjanya selama 5 hari dimana pada periode tersebut ia berkesempatan menyampaikan langsung keberatan pemerintah Indonesia kepada Tony Abbot, Perdana Menteri Australia. pada kesempatan tersebut, secara resmi, Indonesia meminta agar ada perbaikan dalam proses pengumpulan informasi sehingga tidak merugikan kedua negara dan merusak hubungan yang sudah terjalin baik selama ini. Abbott merespons baik terhadap permintaan tersebut.
Ide untuk ke depan ada suatu sistem di mana informasi yang dikumpulkan tidak dipakai untuk hal-hal merugikan kedua belah pihak. Nampaknya beliau tidak menolak. Artinya beliau sendiri pandangannya ke arah situ", jelas Boediono

Pada pernyataan tersurat bahwa Boediono menggunakan terminologi "pengumpulan informasi" dalam menggantikan penyadapan. Jelas hal ini sangat berbeda dengan pesan yang disampaikan pemerintah Indonesia ke publik indonesia melalui Marty Natalegawa yang lebih "tegas dan berani" dengan mengatakan Indonesia tidak terima dengan penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Australia. 



Pertanyaan yang perlu dilontarkan dengan melihat dualisme pesan yang disampaikan pemerintah Indonesia kepada publik Australia dan publik Indonesia adalah mengapa pesan yang disampaikan begitu berbeda? Apa agenda pemerintah dibalik itu dualisme tersebut? Mengapa citra yang dibentuk antara kedua publik begitu berbeda?

Mengingat fenomena yang terjadi ketika rakyat Indonesia marah kepada Malaysia karena mengkalim batik sebagai kebudayaan negaranya, fenomena penyadapan ini serupa tapi tak sama. Ketika itu rakyat Indonesia terbakar rasa nasionalisme nya hingga terjadilah gerakan cinta batik di kalangan masyarakat Indonesia. Melalui pemberitaan yang tersiar di media massa dalam negeri mengenai penyadapan Australia ini, menunjukan seolah adanya upaya pemerintah dan pelaku media massa untuk meningkatkan rasa patriotisme masyarakat dengan menggunakan isu penyadapan ini sebagai 'kendaraan' dan tentu saja menempatkan Australia sebagai musuh bersama. Apakah mungkin pemberitaan yang tersiar dapat menimbulkan rasa patriotisme? mungkin saja! Buktinya bisa terlihat pada orang-orang yang biasanya biasa saja terhadap pemberitaan dalam negeri, tiba-tiba jadi berkoar soal nasionalisme, dan mengutuk perbuatan Australia. Tapi apakah semangat nasionalisme ini bisa bertahan? Tentu hal ini bergantung pada manifestasi pernyataan dari pemerintah itu sendiri. Karena ternyata kian hari pesan yang disampaikan dan gesture yang ditunjukan pemerintah kepada Australia adalah pesan yang lebih bersifat lembut, ramah, dan konstruktif, yang mana merupakan pesan yang "lebih jujur" daripada pesan tegas membara yang sebelumnya disampaikan pemerintah kepada publik Indonesia.

Menjelang Pemilu 2014, citra Pemerintah yang kian hari semakin terpuruk yang juga diperkuat oleh berita-berita partai panguasa yang korup bisa jadi sebuah motif untuk setidaknya menunjukan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki ketegasan dan berani bersikap kepada negara asing, dalam hal ini Australia. Seolah ada upaya untuk memperlihatkan bahwa saat ini Indonesia berani bersikap tegas pada Australia dan menunjukan bahwa Indonesia punya bargain power yang kuat dihadapan Australia. Tentu hal ini adalah sebuah prestasi pemerintah yang perlu diapresiasi. Namun dualisme pesan ini tentu saja menimbulkan makna. Apakah ini upaya pemerintah untuk pencitraan? Mungkin iya, mungkin tidak. Disinilah perlu adanya konsistensi dalam berkomunikasi kepada publik internal maupun eksternal.

Australia adalah sahabat Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki kerjasama yang mendalam bersama Australia. Tentu saja kedua negara tidak ingin merusak hubungan yang telah terbentu. Pola komunikasi domestik yang tidak konsisten tersebut sesungguhnya beresiko pada pola hubungan itu sendiri. Di hadapan Australia, pemerintah bersikap lembut, tapi di depan masyarakat bersikap keras. Pola ini bisa menimbulkan ketidakjelasan sikap pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan. Namun tentu saja hal itu tidak akan terjadi karena Tony Abbot telah diinformasikan oleh Presiden SBY mengenai plot drama yang terjadi di dalam negeri sehingga tidak terjadi kekeliruan persepsi pemerintah Australia terhadap pemerintah Indonesia. Well Played!

Akhir kata, menunggu permintaan maaf resmi pemerintah Australia sama saja dengan menunggu hujan di gurun sahara. Karena pada kenyataannya bukan maaf yang diminta oleh pemerintah Indonesia, melainkan upaya keras kedua negara agar secara konstruktif  menyelesaikan isu ini. Namun bagaimanapun, yang perlu juga menjadi perhatian adalah mengacu pada data intelijen yang dibocorkan oleh Snowden, yang mana merupakan data yang bersarang di NSA. Jangan-jangan selama ini Indonesia menuntut maaf kepada negara yang salah...



Sumber:

http://news.detik.com/read/2013/11/15/160712/2414361/10/wapres-boediono-paparkan-pembicaraannya-dengan-pm-abbott-soal-penyadapan

http://news.detik.com/read/2013/11/13/162731/2412102/10/ini-jawaban-boediono-ditanya-wartawan-australia-soal-isu-penyadapan?nd771104bcj

http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/11/18/1/186232/Wawancara-Marty-Natalegawa-Kita-Tak-Terima-Alasan-Australia

http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/11/18/1/186232/Wawancara-Marty-Natalegawa-Kita-Tak-Terima-Alasan-Australia

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/11/131123_tony_abbot_sby.shtml

Komentar

Postingan Populer