Menjadi Perusahaan Yang Pelit Bukan Masalah Bagi Apple


Siapa yang tidak kenal Apple. Perusahaan yang bermarkas di Silicon Valley, salah satu brand paling bernilai di dunia, sebuah perusahaan yang inovasinya berdampak pada berbagai macam industri, khususnya industri kreati. Sebuah perusahaan yang produknya memiliki kualitas tinggi dan digunakan oleh banyak orang di bumi. Pendirinya Steve Jobs, juga salah satu tokoh di dunia yang menginspirasi banyak manusia di belahan bumi manapun. Apple memang sebuah brand yang luar biasa. Secara umum konsumen dan masyarakat menilai Apple sebagai perusahaan yang inovatif, kreatif, cerdas, dan lain-lain sebagainya. Asosiasi yang muncul dibenak mayoritas positif. Tapi, siapa yang menyangka bahwa para pekerja Apple, dan pekerja industri disana mengenang Apple sebagai perusahaan yang pelit?!

Evan Doll, salah satu pendiri aplikasi Flipboard, yang dulu pernah bekerja sebagai teknisi Apple selama 6 tahun hingga 2009, mengenang momen Jobs menjawab pertanyaan seorang karyawan soal gaji para teknisi. Di tengah-tengah rapat, seorang karyawan bertanya kepada Jobs, mengapa gaji para teknisi begitu kecil. Jobs mendengar pertanyaan tersebut sontak langsung berang dan menjawab, "Mungkin anda harus bertanya ke manajer sendiri mengapa mereka tidak merasa bahwa Anda ini lebih berharga."Sebuah jawaban yang keras dan tentu bagi kamu yang membaca mungkin akan berpikir, apakah saya ini dianggap bernilai di tempat saya bekerja?

Perusahaan tentu ingin mendapatkan tenaga kerja murah dengan produktivitas yang tinggi. Namun seringkali yang terjadi adalah tenaga kerja murah memiliki produktivitas yang rendah. Sehingga tantangan bagi perusahaan adalah bagaimana bisa merekrut orang yang tepat untuk melakukan sebuah pekerjaan tepat. Pagi ini saya membaca sebuah wawancara dengan seorang Life Coach bernama Anthony Robbins, yang mengatakan perusahaan harus merekrut seorang "superstar". Dengan merekrut seorang superstar, banyak hal-hal yang menguntungkan akan terjadi pada perusahaan. Menurut survei dikatakan bahwa biaya merekrut seorang pegawai yang salah itu sangat tinggi, dan biaya mempertahankan pegawai yang salah itu JAUH lebih tinggi! Jauh lebih tinggi karena memang ada konsekuensi kompensasi atas pemberhentian kerja dan tentu harus kembali melakukan kembali proses rekrutmen dari awal. Pertanyaan bagi para perusahaan adalah apakah perusahaan sudah merekrut "superstar"? Sedangakan bagi individu, apakah kamu seorang "Superstar".

Dalam kasus Apple, dengan brand yang begitu bernilai, mungkin mereka bisa merekrut 'Superstar' dengan harga yang "pelit". Tapi bagi perusahaan-perusahaan dengan reputasi merek yang tidak seperti Apple, sudah tentu harus lebih berusaha mencari Superstar. Kalaupun bertemu dengan Superstar, mereka harus berjuang keras untuk mendapatkannya. Itulah kenapa perusahaan-perusahaan besar semakin besar dan perusahaan-perusahaan yang biasa saja semakin "biasa saja".

Pesan dari cerita ini adalah BUKAN 'Carilah perusahaan yang tidak pelit untuk tempat anda bekerja'. Karena bagaimanapun perusahaan memiliki kemampuan masing-masing. Pesannya adalah dimanapun anda bekerja, beraktifitas, jadikanlah diri anda bernilai. Dengan demikian harapan saya semoga anda mendapatkan tempat di masyarakat, tempat bekerja, tempat bergaul, dan lain sebagainya yang memberikan nilai yang 'sepadan' dengan nilai diri anda. Sukses!

Komentar

Postingan Populer