Mulailah Menghargai (Waktu) Diri Anda Lebih Baik

Selamat Tahun Baru 2016. Semoga tahun ini lebih baik dari yang Kemarin.


























Hari ini, 4 Januari 2016, hari pertama para pekerja Indonesia dimanapun ia berada kembali bekerja di tahun 2016. Tahun 2015 sudah lewat, sekarang saatnya memulai lembaran baru di tahun yang baru. Bagi saya tahun kemarin adalah tahun yang penting dalam hidup saya karena memang banyak sekali perubahan yang terjadi, dan semua itu patut disyukuri. Dengan segala macam kejadian yang terjadi di tahun 2015, maka saya ingin memulai di tahun 2016 untuk mengajak anda semua untuk Menghargai Diri Anda Lebih Baik.

Jika saat ini kamu sedang menjalani proses rekrutmen di sebuah perusahaan dan ditanya oleh bagian personalia, "berapa gaji yang kamu minta?", bagaimanakah jawaban kamu? Mungkin bagi fresh graduate akan sulit menjawab itu karena memang bargain position yang tidak terlalu menguntungkan akibat faktor pengalaman. Tapi siapapun dirimu, dimanapun kamu akan bekerja atau sedang bekerja di suatu perusahaan tertentu, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Karena kamu diminta untuk memberikan "Harga" pada dirimu sendiri. Tapi yang pasti selain faktor skill dan Pengalaman yang menjadi tolok ukur buat kamu menentukan "Harga", masih ada faktor lain yang menurut saya tidak kalah penting, yaitu Waktu.


Nine-to-Five to Twenty Four Seven
Salah satu perubahan yang terjadi di tahun 2015 adalah pola hidup saya dari pekerja 9 - 5 (nine to five) alias pegawai kantoran, menjadi pekerja 24/7 (twenty four seven) alias pekerja lepas/ entrepreneur. Bagi banyak orang mungkin perubahan ini dianggap "terlalu berisiko" karena "ketidakpastian" dan "ketidakjelasan". Untungnya menjadi seorang pegawai adalah "kepastian" menerima gaji di akhir bulan, sedangkan menjadi pekerja lepas/ entrepreneur tidak bisa seperti itu. Dengan ketidakpastian ini banyak orang takut beralih dan memilih agar waktu mereka selama 40jam/ minggu (mungkin bisa lebih) "dibeli" seharga gajinya. Pada intinya, ketika kamu menerima gaji dari sebuah perusahaan setiap bulan, maka perusahaan berhak atas Waktu kamu (setidaknya 40jam/ minggu), dan kamu wajib memberikan waktumu kepada perusahaan. Disinilah saya pribadi belajar bahwa betapa pentingnya waktu di dalam hidup ini.


Time Versus MoneySeorang senior saya disebuah agensi periklanan, saya memanggilnya pak Eka, pernah bercerita tentang visi dan misi hidupnya dalam sebuah sesi private di malam hari, di tengah-tengah lembur menghadapi pitching. Dia berkata bahwa di hidup ini terdapat dua buah kutub, yaitu Uang dan Waktu. Di dunia ini ada orang-orang yang punya banyak sekali uang, mereka bisa memiliki "segalanya" dengan uang mereka, tapi mereka tidak memiliki Waktu karena terlalu sibuk bekerja, mencari uang dan materi. Biasanya orang-orang ini adalah pimpinan perusahaan, pimpinan negara, pimpinan kantor cabang, dan lain-lain. Mereka punya banyak uang, tapi ketika mereka ingin berlibur atau mengunjungi keluarga belum tentu bisa karena harus izin sama perusahaan, dan belum tentu situasi dan kondisi pada saat itu menginjinkan. Dalam kondisi ini, Waktu menjadi "Barang Mewah" bagi mereka. Berbeda dengan kutub seberangnya.

Di dunia ini juga ada orang yang punya banyak sekali waktu, tapi tidak memiliki uang. Biasanya orang-orang ini adalah pengangguran, pemalas, pengemis, tukang minta-minta, dan sebagainya. Berada di kutub yang satu juga bukanlah hidup yang baik, karena bagaimanapun seseorang butuh uang untuk "hidup" (walaupun tidak melulu dengan uang). Banyak orang-orang seperti ini pada akhirnya menjadi beban bagi orang-orang lainnya. Entah menjadi beban bagi keluarganya (karena hidupnya terus-menerus dibiayai) atau beban bagi teman-temannya (karena sedikit-sedikit minta dibayarin). Sehingga dalam kondisi ini, uang menjadi "Barang Mewah" bagi orang-orang ini.

Keluarga saya yang pantas mendapatkan Waktu Lebih Saya
Buat saya, intinya adalah, keseimbangan. Alhamdulillah dengan gaya hidup seperti saat ini, setidaknya saya merasa "lebih". Setidaknya "Lebih" Sehat karena stress berkurang, "Lebih" leluasa untuk mengunjungi Papa Mama di rumah mereka dan adik saya di luar kota saya di weekdays, "Lebih" ada uang untuk beli segala kebutuhan keluarga, dan "lebih-lebih" lainnya. Kita manusia seringkali mendewakan uang, tapi seringkali melupakan bahwa uang tidak bisa membeli waktu. Padahal bukti konkritnya sudah ada. Sehingga tantangan ke depan untuk kita semua adalah bagaimana kita bisa menghargai waktu dan diri anda lebih baik agar Waktu dan Uang memihak kepada anda. Selamat tahun baru, semoga sukses selalu!

Komentar

Postingan Populer