Hyundai Memulai Era Mobil Listrik di Pasar Indonesia

Hyundai Welcome Indonesia to the Era of EVs. Pada 8 November 2020, Hyundai Indonesia menggebrak pasar otomotif Indonesia dengan meluncurkan 2 mobil “pure Electric Vehicle” andalannya yaitu, Hyundai Ioniq dan Hyundai Kona Electric. Peluncuran 2 mobil tersebut dibalut dengan Campaign Headline: Be Bold, Be Electric. Di saat merek-merek mobil Jepang ternama yang memegang ‘status quo’ pasar otomotif Indonesia masih sibuk memperkenalkan mobil Hybrid atau mobil Plug-in Hybrid mereka, Hyundai justru langsung mengklaim posisi sebagai brand yang pertamakali meluncurkan mobil murni listrik di tanah air. Mungkin anda bilang Tesla sudah ada duluan di Indonesia. Tapi yang pasti, harga mobil Tesla bukanlah harga yang “ramah” bagi kebanyakan konsumen Indonesia. Jadi, dengan harga kisaran 640jtan – 674jtan, harga EVs dari Hyundai, yaitu Ioniq dan Kona Electric, tentu akan lebih menarik bagi konsumen kelas menengah ke atas yang sudah tidak sabar menikmati “mobil masa depan”. Buat teman-teman yang belum tahu, berikut ini adalah keuntungan yang kamu dapatkan jika mengadopsi mobil elektrik di Indonesia.

 

Distinctive Electric Experience

Saya sebagai satisfied user mobil Hyundai tentu sangat excited sekali dengan langkah yang diambil oleh Hyundai. Ketika saya menulis ini, saya memang belum pernah merasakan bagaimana pengalaman mengendarai mobil listrik. Namun, dari beberapa review mobil yang pernah saya baca atau tonton, pengalaman berkendara mobil listrik yang paling utama itu sama kayak pakai handphone di silent mode, alias tidak ada suara mesinnya. Tanpa suara mesin, tentu anda akan merasakan suasana kabin mobil yang tenang dan nyaman. Tentu hal ini bergantung juga pada sistem peredaman kabin si mobil itu sendiri. Jika sistem peredamannya kurang baik, maka suara ban yang menyentuh aspal, suara mesin mobil atau motor diluar mobil anda, dan suara angin di luar mobil tentu masih akan masuk ke dalam kabin. Tapi yang jelas, saya sangat ingin mencoba silent mode driving experience ini.

Selain suara mesin mobil yang absen itu, pengalaman berkendara mobil listrik lainnya yang paling terasa adalah tenaganya yang instan. Sehingga akselerasi berkendaranya ngebut banget bro! Berdaraskan video peluncuran yang saya tautkan di atas, torsi motor listrik Hyundai Kona Electric itu mencapai 395Nm, yang mana merupakan angka yang sangat impressive dan efeknya adalah tenaga akselerasi instan dan terkesan responsif.

Plat Khusus untuk Mobil Listrik

Di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, pengalaman berkendara mobil listrik jadi semakin menyenangkan karena bebas ganjil genap. Meskipun itu bukan benar-benar pengalaman berkendara mobil listrik, tapi regulasi ini menjadi ‘insentif’ yang menyenangkan bagi anda yang akan meminang mobil listrik  sebagai mobil harian anda  untuk beraktivitas di ibu kota DKI Jakarta tercinta ini. Mungkin anda bertanya: apakah mobil Hybrid dan Plugin Hybrid “kebal” ganjil genap? Sayang sekali bagi anda yang mengadopsi mobil Hybrid atau Plugin Hybrid, anda tidak kebal ganjil genap karena anda bukan “Pure Electric”. Setidaknya itu adalah kabar yang saya dapat hingga pada saat saya menulis ini.

 

Value for Money

Harga Hyundai Ioniq dan Kona Electric memang tidak murah-murah banget. Tapi yang pasti lebih terjangkau dari Tesla. Bicara Value for Money ini tentu harus dilihat dari pemakaian jangka panjang. Tidak hanya memikirkan harga belinya saja, tapi juga meliputi biaya-biaya lain yang mengikutinya seperti biaya service kendaraan, biaya bahan bakar, pajak mobil, dan (bagi anda yang mempertimbangkan resale value saat membeli mobil) harga jual mobil. Bagi anda yang pakai mobil listrik tentu anda sudah tidak perlu memikirkan biaya membeli bensin atau solar setiap minggunya. Meski kemungkinan tagihan listrik bulanan anda bertambah, tapi ya rasanya (mungkin ya) seperti nambah home appliances saja di rumah. Anda bisa lihat di banyak review, biaya harian berkendara anda akan jauh lebih hemat. Bagaimana dengan biaya service dan sparepart nya Hyundai? Itu yang harus dicari tahu.

Sebagai pengguna Hyundai (non-electric), biaya service relatif sama dengan merek-merek mobil Jepang lainnya, dan sebagai informasi buat anda yang mungkin khawatir tentang kesediaan sparepart Hyundai, tahun ini dan kedepan, mungkin adalah tahunnya Hyundai muncul ke publik seperti BTS dan Blackpink merebak ke seluruh dunia. Sejak tahun 2019, Hyundai Motor Company berinvestasi di Indonesia sebesar Rp21,8 Triliun di Indonesia dan dibagi menjadi 2 fase. Fase pertama, 2019 – 2021, fokus pada investasi pembuatan mobil Hyundai di Jawa Barat dan mengekspor setidaknya 50% dari total produksi. Buat kamu yang belum tahu, salah satu mobil Hyundai, yaitu Hyundai H1, adalah mobil yang produksinya dilakukan di Indonesia dan diekspor ke berbagai negara. Fase kedua, 2022 – 2030, pengembangan pabrik mobil listrik, transmisi, RnD center, training center, dan peningkatan kapasitas ekspor. Jadi singkat kata, bukan cuma lewat drama korea, home appliances, dan smartphones saja, the next korean invasion might also come to the automotive sector. Excited?! No?! hehehe

Selain biaya harian bahan bakar yang drastis berkurang, di Indonesia juga ada ‘insentif’ pajak istimewa untuk mobil listrik yaitu, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), dimana kegiatan jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, kendaraan motor berbasis listrik, baik roda empat maupun roda dua, diberikan pembebasan pajak bea balik nama. Sebagai pertimbangan juga untuk anda yang mau memberli mobil, mulai 16 Oktober 2021, PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewar) mobil tidak lagi didasarkan pada bentuk bodi kendaraan, melainkan pada emisi gas buang yang dihasilkan atau konsumsi bahan bakar. Semakin tinggi emisi dan konsumsi bahan bakar, akan semakin besar pajak yang dikenakan. Kebijakan ini menunjukkan adanya akselerasi kebijakan ramah lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah. So, mungkin sudah waktunya orang Indonesia untuk mempertimbangkan mobil listrik sebagai pilihan kendaraan.

 

Less Pollution Contribution

Yes, mungkin ada sebagian anda yang berpikir: “ah sama saja mobil listrik dengan mobil lainnya, toh listrik di Indonesia juga masih dihasilkan melalui batu bara”. Tapi jangan sampai anda terjebak dengan logika yang salah tersebut. Bagaimanapun juga jika anda menggunakan mobil listrik, maka anda berkontribusi pada pengurangan emisi gas buang bahan bakar fosil dari bensin dan solar mobil anda. Jika 10,57juta penduduk Jakarta saat ini menggunakan mobil listrik, maka kontribusi emisi gas buangpun akan sangat berkurang. Jadi jelas anda adalah bagian dari kontributor dari berkurangnya polusi udara yang dampaknya pada masyarakat akan sangat baik tentunya. Selain polusi udara, anda juga berkontribusi pada pengurangan polusi suara. Ibu kota yang penuh sesak dengan mobil dan motor tentu menghasilkan polusi suara yang cukup mengganggu. Jika semua beralih ke mobil listrik, maka tinggal di kota akan terasa lebih menenangkan.

Setidaknya dengan tiga poin di atas, saya bisa merasakan bahwa era Electronic Vehicles (EVs) ini sudah di depan mata. Buat anda yang berpikir untuk membeli mobil atau motor, ada baiknya anda mulai melirik ke EVs. Semoga bisa menjadi inspirasi.

 

 

 

Komentar

Postingan Populer