Personal Brand Elon Musk, Bill Gates, dan Steve Jobs dan Manfaatnya Bagi Perusahaan Yang Didiirikannya


Bagi para pelaku usaha pasti sering bertanya: Apakah anda sebagai pemilik usaha, pemilik produk, pemilik Jenama harus tampil untuk "menjual" usaha, produk, atau brand anda? Untuk menjawab pertanyaan itu saya ingin kembali menyegarkan ingatan anda mengenai sosok-sosok yang selalu menjadi idola para pelaku usaha dan mereka-mereka yang ingin menjadi 'Horang Kayah": Elon Musk, Bill Gates, dan Steve Jobs. Sambil menyegarkan kembali ingatan teman-teman sekalian, saya juga sedikit mengulas apa itu Personal Brand, dan apa itu Corporate Brand, dan Bagaimana hubungan serta manfaatnya Personal Brand dari sosok-sosok terkenal tersebut bagi perusahaan yang mereka dirikan. Mari kita mulai.

Apa itu Personal Brand dan Corporate Brand?

Personal brand adalah citra atau reputasi yang dimiliki oleh seseorang di mata publik. Personal brand bisa dibentuk melalui berbagai hal, seperti penampilan, perilaku, komunikasi, karya, prestasi, atau nilai-nilai yang dianut oleh seseorang. Personal brand seseorang bisa mempengaruhi bagaimana orang lain melihat, menilai, atau berinteraksi dengan seseorang tersebut.

Sama seperti Personal Brand, Corporate brand adalah citra atau juga reputasi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan di mata stakeholders-nya. Corporate brand bisa dibangun melalui berbagai hal, seperti produk, layanan, kualitas, inovasi, visi, misi, nilai-nilai, atau budaya perusahaan. Sama halnya dengan Personal Brand, Corporate brand juga bisa berpengaruh pada interaksi perusahaan dengan stakeholders-nya. Semakin baik citra perusahaan, akan cenderung semakin baik juga manfaat yang di dapatkan oleh perusahaan.

Sederhananya, Personal Brand dan Corporate Brand bisa saling berkaitan atau berpengaruh satu sama lain. Sringkali publik meng-asosiasikan Corporate Brand dengan Personal Brand sosok-sosok yang ada di dalam perusahaan, dan begitu juga sebaliknya. Contohnya adalah ketika seseorang yang memiliki personal brand yang kuat menjadi pendiri, pemimpin, atau wajah dari sebuah perusahaan, maka sosok tersebut akan diasosiakan dengan perusahaan dan menjadi intagible asset bagi perusahaan. Namun sebaliknya, tidak hanya menjadi aset, jika personal brand sosok tersebut memiliki persepsi nilai yang negatif, maka nilai negatif itu bisa berdampak pada nilai perusahaan dan menjadi liability. Dari ilustrasi tersebut, maka kita bisa belajar bahwa Seseorang bisa membawa personal brand-nya ke dalam corporate brand perusahaan tersebut, dan sebaliknya, perusahaan juga bisa membawa corporate brand-nya ke dalam personal brand seseorang tersebut.

Bagaimana dengan Elon Musk, Bill Gates, dan Steve Jobs?

Elon Musk, Bill Gates, dan Steve Jobs adalah tiga sosok yang memiliki personal brand sekaligus memiliki asosiasi corporate brand yang sangat kuat. Mereka adalah pendiri dan juga pemimpin dari perusahaan-perusahaan teknologi raksasa yang sangat berpengaruh di dunia: Tesla dan SpaceX (Elon Musk), Microsoft (Bill Gates), dan Apple (Steve Jobs). Masing-masing dari ketiga tokoh ini, memiliki kepribadian dan karakter yang ditelah dikenal oleh masyarakat luas.

Elon Musk, sebagai individu, dikenal sebagai seorang visioner, inovator, dan pengusaha yang berani mengambil risiko untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Ia memiliki ambisi besar untuk mengubah dunia dengan teknologi canggih. Beberapa teknologi itu antara lain di bidang mobil listrik, roket luar angkasa, internet satelit, terowongan bawah tanah, atau bahkan chip otak. Ia juga dikenal sebagai seorang komunikator yang cerdas, lucu, dan kontroversial melalui media sosialnya.


Bill Gates, sebagai individu, dikenal sebagai seorang jenius, pemrogram, dan filantropis yang berkontribusi besar dalam perkembangan di dunia komputer pribadi (PC) dan perangkat lunak (Software). Ia memiliki visi untuk membuat komputer menjadi alat yang mudah digunakan oleh semua orang di seluruh dunia. Setelah tidak menjabat lagi di Microsoft, belakangan dirinya dikenal sebagai seorang aktivis kemanusiaan yang peduli dengan isu-isu seperti kesehatan global, pendidikan, lingkungan hidup, atau kemiskinan.



Steve Jobs, sebagai individu, dikenal sebagai seorang desainer, inovator, dan marketer yang menciptakan produk-produk revolusioner di bidang komputer pribadi, gadget, musik, atau film. Ia memiliki filosofi untuk membuat produk-produk yang indah, sederhana, dan mudah digunakan. Keberhasilannya di dunia teknologi adalah dirinya telah membuat teknologi canggih menjadi produk konsumen (Consumer Product) Ia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang karismatik, visioner, dan perfeksionis.

Memiliki karakter, skill, dan nilai-nilai yang dikenal oleh masyarakat luas, telah menjadikan sosok Elon Musk, Bill Gates, dan Steve Jobs menjadi personal brand yang pada akhirnya sangat diasosiasikan dengan corporate brand yang mereka dirikan. Mereka menjadi wajah, suara, dan jiwa dari perusahaan-perusahaan mereka. Mereka juga menjadi simbol dari nilai-nilai, visi, misi, dan budaya perusahaan mereka. Merekapun juga menjadi inspirasi bagi banyak orang di dunia.

Lalu Apa Manfaatnya Personal Brand Yang Mereka Miliki bagi Perusahaan Yang Mereka Dirikan?

Personal brand dan corporate brand yang kuat bisa memberikan banyak manfaat bagi perusahaan yang didirikan oleh masing-masing Elon Musk, Bill Gates, dan Steve Jobs. Beberapa manfaat tersebut diantaranya:
  • Meningkatkan kesadaran dan pengenalan merek (brand awareness and recognition). Personal brand yang kuat bisa menarik perhatian dan minat publik terhadap perusahaan. Publik bisa mengenal dan mengingat perusahaan melalui sosok pendiri atau pemimpinnya. Contohnya adalah ketika orang mendengar nama Tesla, mereka langsung terbayang dengan mobil listrik canggih dan sosok Elon Musk di baliknya.
  • Meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan (customer trust and loyalty). Personal brand yang kuat bisa membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Pelanggan bisa merasa terhubung dan teridentifikasi dengan nilai-nilai, visi, misi, atau budaya perusahaan yang diwakili oleh sosok pendiri atau pemimpinnya. Contohnya adalah ketika orang membeli produk Apple, mereka merasa menjadi bagian dari komunitas penggemar Steve Jobs dan produk-produk inovatifnya.
  • Meningkatkan diferensiasi dan daya saing pasar (market differentiation and competitiveness). Personal brand yang kuat bisa memberikan diferensiasi dan kompetitifitas pasar bagi perusahaan. Perusahaan bisa menonjol dan bersaing di pasar dengan menawarkan produk, layanan, kualitas, inovasi, atau nilai-nilai yang unik dan berbeda dari pesaingnya. Contohnya adalah ketika Microsoft menawarkan sistem operasi Windows yang mudah digunakan oleh semua orang berkat visi Bill Gates.
  • Meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitas bisnis (business growth and profitability). Personal brand yang kuat bisa memberikan pertumbuhan dan profitabilitas bisnis bagi perusahaan. Perusahaan bisa menarik lebih banyak pelanggan, mitra, investor, atau media dengan menunjukkan kinerja, prestasi, atau dampak positif yang dibuat oleh sosok pendiri atau pemimpinnya. Contohnya adalah ketika SpaceX berhasil meluncurkan roket Falcon 9 ke luar angkasa dengan biaya rendah berkat inovasi Elon Musk.


Singkat kata, maka dapat disimpulkan bahwa personal brand dan corporate brand adalah dua hal yang saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain. Sosok-sosok seperti Elon Musk, Bill Gates, dan Steve Jobs menjadi contoh nyata dari personal brand yang sangat kuat dan diasosiasikan dengan corporate brand yang mereka dirikan. Sosok-sosok ini menjadi leverage bagi nama perusahaan mereka dengan memberikan berbagai manfaat seperti kesadaran merek, kepercayaan pelanggan, diferensiasi pasar, atau pertumbuhan bisnis. Jadi kembali ke pertanyaan awal: Apakah anda sebagai pemilik usaha, pemilik produk, pemilik Jenama harus tampil untuk "menjual" usaha, produk, atau brand anda? Maka jawabanya adalah selama anda bisa tampil ke publik dengan membawa nilai-nilai yang positif, karakter yang baik, ilmu yang bisa bermanfaat bagi banyak orang, maka akan lebih baik anda tampil ke publik karena anda berpotensi menjadi leverage bagi usaha yang anda miliki. Tapi jika tidak, masih ada strategi lainnya yang bisa dijalankan. InsyaAllah di pembahasan berikutnya.

Komentar

Postingan Populer