DILEMATIS PUNYA OMA SEORANG 'SUPIR' (DASAR CUCU TAK BERBAKTI)

Apa sih kerjaan seorang supir? Ngapain sih supir sehari-hari?

Jawaban yang pasti adalah; supir sudah tentu hidup sehari-hari dengan mobil. kerjaannya ya... antar jemput barang atau orang. Seorang supir biasanya banyak menghabiskan waktu di kemacetan jalan raya, menunggu majikan di tempat parkir, atau jajan dan makan di pinggir jalan. Mungkin sudah sering kita melihat seorang yang bekerja sebagai supir di kota besar seperti di jakarta dan kota-kota besar lainnya. Profesi ini mayoritas dijalankan oleh laki-laki-walaupun kita juga sering menjumpai supir-supir trans-jakarta berjenis kelamin wanita. Supir profesional tentu saja digaji untuk melakukan pekerjaan mereka. Mereka digaji untuk mengantar dan menjemput majikannya kemana pun, dimana pun, dan kapan pun. Dan profesi tersebut masih dapat dikatakan wajar dan sudah biasa kok...



Namun berbeda di kehidupan nyata yang saya alami...

di kehidupan saya sehari-hari, Job description seorang supir diambil alih oleh seorang yang saya sayangi... OOOOOMMMMMAAAAAAAAA!!!!!!!

Setiap harinya Oma berkeliaran di riwehnya kemacetan kota Jakarta. Dari pagi hingga larut malam. Oma adalah 'sahabat' jalanan!

sebelumnya saya akan menceritakan kegiatan Oma sehari-hari:

Arisan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang fungsi sesungguhnya untuk menjalin tali silaturahmi. Nah, pertanyaannya adalah: Bagaimana kalau Oma Arisan? dan bisa dikatakan Oma punya banyak arisan, antara lain: Arisan keluarga, arisan lansia, arisan orang keuangan, arisan ibu-ibu, arisan pengajian, dll. Dan arisan keluarga pun banyak juga keluarganya. Kebiasaan Oma ketika ada arisan apapun adalah layanan antar-jemput. Jika ada anggota keluarga, orang lansia, orang keuangan, ibu2 pengajian, dll. tidak memiliki kendaraan ataupun sudah tidak mampu mengendarai mobil, maka Oma lah yang mengantar dan menjemput. Gila!!! Kami keluarga terus terang udah sering ngasih travel warning ama Oma dan sering pula dibantahnya. Akhirnya Dilematis pun terjadi.

Kegiatan sehari-hari adalah nganterin Cucu-termasuk saya. Sudah dua hari ini saya diantar dan dijemput dari rumah ke kantor di Kuningan. Walaupun udah dikasih tahu kalo jakarta itu macet dan lebih cepat naik busway, tetap saja Oma tidak mendengar dan terus membantah dengan mengatakan, "Kenapa sih? kan Oma masih bisa! Allah aja gak ngelarang, kok kamu ngelarang?". Waduh! kalo udah bawa-bawa Allah saya enggak ikutan deh. Dan Oma pun terus menasehati, "Chan nyetir tuh musti sabar kayak Oma, jgn stress. nanti cepet sakit! Bersyukur aja sama Allah Oma masih dikasih kemampuan untuk nyetir jadi bisa nganterin kamu, Rafi, Shinta kemana-mana. Nanti kalo Oma dah enggak ada jadi kamu nyetirnya bagus..." Begitulah Oma berkata sambil mengendarai Kijang Innova-nya.

Gila! gue bingung abez! susah deh kalo punya Oma dengan naluri kesupiran yang luar biasa. Kadang saya ngerasa kurang ajar membiarkan Oma nyetir sendiri... Makasih ya Oma... Rafi, Ghani, Shinta, Arie, Wiwied! JGN LUPA TERIMA KASIH YA AMA OMA, DAN JANGAN SERING_SERING DISETIRIN OMA. OK!!!

Komentar

Postingan Populer