Bermain Api lah Kamu di Dalam Air, Niscaya Tidak Akan Terbakar


Suatu hari saya bertemu dengan seorang ulama (saya menyebutnya ulama karena orang ini selalu menyirami saya dengan pengetahuan agama di setiap pertemuan) di sebuah restoran di lebak bulus. Waktu menunjukan pukul 12.00 WIB, jam makan siang. Saya hari itu tidak ingat kalau bapak ini memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Mungkin karena memang sebagai orang berkebangsaan Yordania ini pola makannya berbeda, sehingga siang itu saya harus menanggung malu makan siang sendirian dan dia hanya memesan minuman dingin saja. Singkat kata, hari itu dia berpesan pada saya: Air dingin itu bagus, kalau mau ngusir setan dalam tubuh, minum air dingin atau mandi air dingin. Heh?
Pandangan matanya melihat dalam ke mata saya, dan bibirnya tersenyum seolah menyiratkan pesan: "Hey, I know what's going on men... believe me, I know your secret...". Entah saya saja yang merasa, tapi yang saya merasa pak Muhammad ini sedang membaca isi hati saya. Memang beberapa bulan terakhir pada waktu itu saya sering marah-marah, mengeluh, berandai-andai tidak karuan, sehingga membuat emosi saya tidak stabil. Tidak jarang orang-orang terdekat saya yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan saya. Singkat kata, out of the blue, out of know where... Pak Muhammad keluarlah dengan kalimat itu, dan saya pun bertanya: "Kok minum air dingin? Kok mandi air dingin?". Sederhana dia menjawab: "Setan dibuat dari apa? Api bukan? Makanya kasih air dingin". (ya... ya.. ya.. boleh-boleh pak... sambil berpikir dalam hati, bisa aja si pak Muhammad).

Manusia sebagai mahluk sosial memang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Jika lingkungan sehari-hari dipenuhi dengan orang-orang yang suka berbohong, sudah pasti dia pasti akan terbawa ikut berbohong. Jika seseorang dikelilingi oleh orang-orang yang suka mengeluh, maka pasti setiap keluhan yang seseorang keluarkan semakin mendekatkan seseorang tersebut dengan pengeluh yang lainya (mengeluh berjamaahnya semakin asik). Sebaliknya, jika kita dikeliling oleh orang-orang yang memiliki energi positif dan sifat-sifat yang baik, inshaAllah kita pun akan terbawa baik. Dengan demikian, dengan mindset seperti ini, seharusnya seseorang bisa berpikir strategis dan menentukan lingkungan seperti apa yang seharusnya kita inginkan dan tidak menyerah pada situasi yang menyeret kita ke lingkungan yang tidak diinginkan.

Dengan logika yang sederhana, "padamkan" setan dengan air dingin, maka seharusnya kita bisa berpikir untuk memanipulasi faktor situasional.  Jika kita tidak ingin dikelililingi oleh energi negatif dari orang-orang yang negatif, maka tempatkanlah diri anda dimana energi positif berada. Jika lingkungan anda sekarang dipenuhi energi negatif, hijrahlah ke lingkungan yang positif. Jika anda terbakar emosi, jauhkan diri anda dari orang yang 'sumbunya pendek'. Sebaliknya dekatkanlah diri anda dengan orang yang hatinya sejuk laksana angin yang lembut, yang hatinya lembut laksana air yang tenang, yang ucapkan bijaksana laksana bumi yang tidak goyah. Niscaya, kamu tidak akan terbakar.


Komentar

Postingan Populer