Cara Menyikapi Teman yang Tidak Menyukai Kesuksesan Anda
Beberapa dari anda mungkin menyadari jika di sekitar anda ada teman-teman (atau saudara) yang tidak suka jika anda mencapai keberhasilan tertentu. Meski mereka bisa anda sebut “teman”, tapi mereka adalah orang-orang yang lebih bahagia jika anda tidak lebih baik dari mereka. Kadang menyakitkan juga menerima kenyataan bahwa ada diantara teman-teman yang berusaha agar kita tidak menjadi individu yang lebih baik. Tapi itulah realitas. Sekarang tantangannya adalah bagaimana cara kita bersikap jika ada teman-teman kita yang seperti itu.
Kita Harus Mensyukuri Hidup Kita Jika Ada Teman yang Seperti itu.
Yes, harus disyukuri. Kenapa? Karena berarti temen anda menganggap anda lebih sukses, lebih baik, lebih bahagia, dan lebih-lebih lainnya daripada dirinya. Jika teman anda tersebut sampai berbuat sesuatu untuk menjatuhkan anda, misalnya anda sampai diguna-guna, atau ngomongin yang tidak baik dibelakang anda, kredibilitas anda dijatuhkan supaya atasan anda tidak suka pada anda, dan lain sebagainya, ya berarti anda harus lebih bersyukur lagi. Karena ternyata begitu luar biasanya keberhasilan anda di mata teman anda itu. Bersyukurlah anda! bersyukur dengan cara yang patut! Bersyukur ini bukan berarti anda harus memamerkan “rasa syukur” anda di media sosial seperti artis-artis yang kerjanya pamer mobil. Melainkan dengan cara lebih mendekatkan diri pada Tuhan, minta perlindungan dari segala bahaya, dan simpen rasa syukur anda dalam-dalam. Karena sebenarnya cukup Tuhan saja yang tahu bahwa anda mensyukuri segala pemberian yang telah diberikanNya.
Lebih Menghargai Teman Anda Dengan Kerendahan Hati dan Kesederhanaan Anda
Ajak Teman Anda Berlomba Pada Kebaikan, Bukan Pada Keberhasilan Duniawi.
Yes, karena keberhasilan duniawi itu sebagian kecil adalah usaha anda, dan sebagian besar adalah izin Allah. Jadi sebenarnya kita tidak pantas menyombongkan keberhasilan duniawi kita kepada orang lain. Banyak orang bekerja keras, kerja pagi, siang, malam, sampai pagi lagi, tapi tetap tidak dilebihkan rejekinya oleh Allah. Sehingga dengan logika tersebut, maka perlombaan sesungguhnya bukan pada materi atau keberhasilan dunia lainnya, tapi pada ketakwaan. Bicara soal ketakwaan, ada satu catatan penting. Ketakwaan bukan sesuatu untuk dipamerkan, apalagi dipamerkan di media sosial. Jadi jika anda mau mengajak orang pada kebaikan, sampaikan dengan cara yang baik, atau dengan aksi yang baik juga. Jadi takwa itu tidak perlu menjadi bahan penilaian sosial. Karena takwa itu Tuhan yang menilai.
Singkat kata, kita harus menjadi orang yang sadar bahwa semua perilaku kita punya dampak secara sosial. Ada yang baik, ada yang tidak baik. Kita sebagai manusia tidak bisa sempurna, tapi kita bisa berusaha. Mudah-mudahan kita dikelilingi teman-teman yang baik dan bisa saling memberikan manfaat satu sama lain.
Komentar
Posting Komentar